PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN TEKNOLOGI HIDROTERMAL
Teknologi Hidrotermal
Istilah hidrotermal sebenarnya merupakan istilah dalam disiplin ilmu geologi yang digunakan untuk menjelaskan aktifitas air pada tekanan dan temperatur tinggi pada pembentukan batuan dan mineral. Namun teknologi hidrotermal sudah diaplikasikan secara luas dalam berbagai disiplin ilmu termasuk kimia organik, biokimia, bioenergi, pangan, dan lain-lain.
Proses hidrotermal sendiri memiliki keunggulan dibanding teknologi torefaksi. Disamping hidrotermal meningkatkan nilai kalor dari biomassa, hidrotermal juga terbukti mengurangi jumlah komponen organik dan inorganik yang terlarut dalam air sehingga mengurangi potensi pembentukan kerak pada tungku.
Teknologi Hidrotermal dalam Mengolah Sampah
Hidrotermal teknologi untuk pengolahan sampah berasal dari penggunaan teknologi konversi secara termokimia terhadap biomassa. Saat ini terdapat tiga sub teknologi konversi secara termokimia yaitu gasifikasi, pirolisis dan hidrotermal liquefaction.
Merupakan contoh komposisi sampah yang telah diuji cobakan diolah dengan teknologi hidrotermal. Sampah tersebut diolah dalam sebuah reaktor hidrotermal skala laboratorium. Kondisi hidrotermal yang digunakan adalah suhu 220 oC dan tekanan 2,4 MPa. Dengan waktu tunggu dalam reaktor selama 30 menit.
Pada proses awalnya, sampah dimasukkan dalam reaktor. Boiler yang telah dipanaskan, diharapkan dapat menghasilkan uap air dengan tekanan dan suhu yang telah ditentukan untuk proses hidrotermal. Uap air yangtelah memenuhi parameter proses hidrotermal kemudian dialirkan kedalam reaktor yang telah berisikan sampah. Didalam reaktor sampah, uap air diaduk selama selang waktu yang telah ditentukan. Selang waktu atau waktu tinggal didalam reaktor tergantung atas produk yang ingin dihasilkan. Selain produk, reaktor ini juga menghasilkan sisa uap air yang dapat didaur ulang untuk proses selanjutnya
Komentar
Posting Komentar