Pengelolaan Sampah Di Era Revolusi Industri 4.0 Berbasis Startup Digital
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang kerap muncul di setiap kota besar. Dampak dari pengelolaan sampah yang kurang baik menjadi penyebab tingginya timbunan sampah yang bisa menyebabkan masalah mulai dari penyumbatan saluran air sampai kebanjiran. Sampah rumah tangga yang dihasilkan warga Kota Medan sebesar 0,7 kg per hari. Sampah ini kalau dikalkulasikan dengan jumlah warga Kota Medan yang mencapai 2,9 juta jiwa, maka total sampah di Kota Medan bisa mencapai 2000 Ton per harinya (Sumber: Tribun-Medan)[5]. Awal dari permasalahan ini adalah kurangnya kesadaran setiap orang dalam melakukan pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah yang sering dilakukan hanya berupa pembakaran sampah. Sampah cenderung hanya ditimbun dan hampir tidak pernah di pilah-pilah. Padahal jika dilakukan dengan cara pengelolaan yang benar, sampah bisa menjadi hal yang lebih berarti dan lebih bernilai.
Pengelolaan sampah yang benar salah satunya adalah dengan melakukan pemilahan sampah.Sampah dikelompokkan menjadi 2 hal yang berbeda yaitu : sampah organik (sampah yang berasal dari makhluk hidup seperti misalnya panganan sisa dan lainnya) dan sampah anorganik (sampah yang berasal dari bahan-bahan non-hayati seperti misalnya botol bekas, kertas bekas, kardus berkas dan lainnya). Masing-masing dari kedua kelompok sampah ini dapat menjadi hal yang lebih bernilai dan bermanfaat, sepertinya misalnya sampah organik dapat diolah menjadi pupuk, sedangkan sampah anorganik dapat di daur ulang kembali menjadi bahan-bahan daur ulang yang bernilai jual.
Teknologi Informasi sudah sampai pada era Revolusi Industri 4.0. Revolusi Industri 4.0 ini menjadi titik balik gebrakan baru pada dunia Teknologi Informasi, dimana pada era ini tidak hanya menonjolkan bidang ilmu Teknologi Informasi saja tetapi juga merupakan hasil kolaborasi Teknologi Informasi dengan beberapa bidang ilmu lainnya seperti Biologi, Fisika dan lain sebagainya. Cakupan sektor dari Revolusi Industri 4.0 ini juga hampir menyeluruh, mulai dari sektor Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Politik, Keamanan, dan lain sebagainya. Saat ini, hampir semua sektor-sektor tersebut mengarah kepada teknologi informasi berbasis Revolusi Industri 4.0. Revolusi Industri ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya startup digital yang bermunculan. Startup digital sendiri merupakan bagian kecil dari Revolusi Industri 4.0. Startup Digital adalah sebuah perusahaan pemula yang berfokus pada teknologi informasi, mulai dari alur proses bisnisnya sampai kepada model bisnisnya.
Di Indonesia sendiri, startup mulai ramai diperbincangkan pada awal tahun 2015 silam. Pemerintah dengan serius mendukung segala bentuk startup khususnya startup digital yang ditandai dengan berdiri nya sebuah Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf). Perkembangan startup digital di Indonesia semakin hari semakin berkembang dan semakin baik dengan revenue yang sangat menjanjikan. Salah satu contoh startup digital sekaligus pemrakarsa startup digital di Indonesia yaitu Go-Jek yang saat ini memiliki revenue senilai Rp. 7,2 Triliun (sumber : M.Detik.com). Tidak hanya Go-Jek, startup digital lain yang merupakan kolaborasi berbagai bidang ilmu mulai menunjukkan kiprah nya, seperti misalnya untuk Bidang Kesehatan ada HaloDoc, Bidang Pertanian ada Pak Tani, Bidang FinTech (Financial Technology) ada Dana dan Doku, Bidang Ekonomi ada BukaLapak, Shopee, Tokopedia dan masih banyak startup-startup digital lainnya.
Berdasarkan pembahasan di atas, maka penelitian ini dilakukan dalam hal membangun sebuah startup digital yang berfokus kepada pengelolaan sampah. Untuk tahap MVP (Minimum Viable Product atau fitur minimalis dalam memperkenalkan produk startup digital), Channel (media komunikasi antara pengguna dengan startup digital) yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk Landing Page. Sedangkan untuk tahapan selanjutnya channel yang digunakan berbentuk Mobile Apps. Adapun sampah yang akan dikelola dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik dikelola menggunakan media komposter sehingga menghasilkan pupuk, dan sampah anorganik dikelola sehingga menghasilkan barang daur ulang yang bernilai jual. Fokus penelitian Pengelolaan sampah berbasis digital ini dilakukan di salah satu Kota Besar di Indonesia yaitu Kota Medan. Penelitian Pengelolaan Sampah Di Era Revolusi Industri 4.0 Berbasis Startup Digital ini dilakukan agar masyarakat di Indonesia khususnya di Kota Medan sadar akan pengelolaan sampah yang baik, sehingga salah satu permasalahan yang kerap muncul akibat sampah dapat diminimalisir. Startup Digital dalam hal pengelolaan sampah ini didirikan dengan nama Angkut Sampah.
Komentar
Posting Komentar