ANALISIS PENGELOLAAN SAMPAH PADA MASYARAKAT DESA DISANAH KECAMATAN SRESEH KABUPATEN SAMPANG

        Sampah adalah suatu benda atau bahan yang sudah tidak digunakan lagi oleh manusia sehingga dibuang. Stigma masyarakat terkait sampah adalah semua sampah itu menjijikkan,kotor, dan lain-lain sehingga harus dibakar atau dibuang sebagaimana mestinya (Mulasari, 2012).
        Segala aktivitas masyarakat selalu menimbulkan sampah. Hal ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah akan tetapi juga dari seluruh masyarakat untuk mengolah sampah agar tidak berdampak negatif bagi lingkungan sekitar (Hardiatmi, 2011).

            Permasalahan sampah meliputi 3 bagian yaitu pada bagian hilir, proses dan hulu. Pada bagian hilir, pembuangan sampah yang terus meningkat. Pada bagian proses, keterbatasaan sumber daya baik dari masyarakat maupun pemerintah. Pada bagian hulu, berupa kurang optimalnya sistem yang diterapkan pada pemrosesan akhir (Mulasari, 2016). 
        Sebagian besar masyarakat menganggap membakar sampah merupakan bagian dari pengolahan sampah. akan tetapi, hal seperti itu bisa menyebabkan pencemaran bagi lingkungan dan mengganggu kesehatan. Sikap seperti ini ada kemungkinan dipengaruhi oleh pengetahuan dan kematangan usia (Mulasari,2012). 

        Desa Disanah merupakan salah satu desa di Kecamatan Sreseh Kabupaten Sampang yang masih termasuk desa tertinggal karena adanya keterbatasan akses transportasi yang masih dalam proses pembangunan. Permasalahan ini tentu mempengaruhi kegiatan di Desa Disanah itu sendiri, terutama dalam hal kebersihan yaitu sulitnya pengadaan pengelolaan sampah karena terkendala alat transportasi serta truk pengangkut sampah yang tidak bisa masuk di Desa itu. Selain transportasi, kesadaran masyarakat juga mempengaruhi kondisi kebersihan lingkungan di desa tersebut. Kedua hal ini sangat berpengaruh terhadap perilaku membuang sampah sembarangan dan membakar sampah.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Februari 2017 dan berlokasi di Desa Disanah Kecamatan Sreseh Kabupaten Sampang. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan rancang bangun observasional deskriptif. Teknik penelitian yang dilakukan dengan cara survei lapangan, focus group discussion (FGD) yang melibatkan partisipan, wawancara terbuka, dan studi literatur.

Berdasarkan data pada katalog Kecamatan Sreseh dalam Angka 2016, Desa Disanah memiliki luas wilayah sebesar 10,53 km2 . Jarak kantor kecamatan dengan Desa Disanah sejauh 11 km yang dapat ditempuh melalui jalur darat menggunakan sepeda motor selama kurang lebih 30 menit dan jalur sungai menggunakan perahu selama kurang lebih 90 menit. Jumlah penduduk Desa Disanah sebesar 896 orang pada tahun 2015. Kepadatan penduduk Desa Disanah sebesar 85,09 orang/km2 yang terpusat pada wilayah tertentu. Sedangkan wilayah yang lain dimanfaatkan sebagai tambak ikan atau tambak garam.

Hasil observasi menunjukkan bahwa produk utama warga Desa Disanah adalah garam, udang, dan ikan bandeng adanya tambak garam dan tambak ikan seluas 1.003 Ha. Beberapa tambak di sekitar wilayah pemukiman dimanfaatkan menjadi tempat pembuangan sampah. Hal ini menjadi salah satu masalah lingkungan di Desa Disanah karena tidak adanya pengelolahan sampah menyebabkan sampah ditimbun di tambak dan lahan kosong.

Berdasarkan Gambar 1 ada beberapa langkah dalam pengelolaan sampah yaitu pemilahan (dilakukan dengan cara manual seperti membedakan sampah organik dan anorganik), pewadahan (aktivitas yang dilakukan dengan cara menampung sampah sementara di wadah/tempat sumber sampah), dan pengolahan di sumber, pengumpulan ada dua proses yaitu pemindahan, pemilahan, dan pengolahan kemudian dilakukan pengangkutan ke pembuangan akhir. Namun masyarakat Desa Disanah belum melakukan hal tersebut.


Berdasarkan hasil Observasi, diperoleh informasi bahwa warga desa tidak memiliki tempat sampah untuk melakukan proses pewadahan sehingga warga terbiasa membuang sampah sembarangan dan membakarnya di sekitar rumah. Hal ini menyebabkan sulitnya pengaplikasian pemilahan sampah. Karena tidak adanya tempat pembuangan sampah sementara, maka warga membuang sampah rumah tangga yang berskala besar di lahan kosong atau tambak yang dimanfaatkan menjadi tempat pembuangan akhir. Minim dan mahalnya lahan menyebabkan Desa Disanah tidak memiliki tempat untuk pembuangan akhir. Susahnya akses keluar masuk desa membuat warga kesulitan membawa sampah ke tempat pembuangan akhir. Kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan masih kurang sehingga permasalahan sampah tersebut masih dipandang wajar. 

Menurut data penelitian dari Karim, 2016 bahwa tingkat pendidikan warga Desa Disanah ditunjukkan dengan sebesar 123 orang tidak bersekolah, sebesar 240 orang lulusan taman kanak-kanak (TK), 167 orang lulusan sekolah dasar (SD/MI), 205 orang lulusan sekolah menengah pertama (SMP/SLTP), 185 orang lulusan sekolah menengah atas (SMA/SLTA), dan 20 orang lulusan perguruan tinggi. Tingkat pendidikan ini akan mempengaruhi pola pikir masyarakat dan cara mengelola sampah. Warga dengan pendidikan rendah hanya mengetahui cara mengelola sampah dengan dibakar tanpa adanya pengolahan lebih lanjut. 


Source : Zamzami Elamin, Muchammad., Kartika Nuril Ilmi, DKK. ANALISIS PENGELOLAAN SAMPAH PADA MASYARAKAT DESA DISANAH KECAMATAN SRESEH KABUPATEN SAMPANG. 

Komentar

Postingan Populer